Maret, 2025 - PT. AMANAID

301.jpg

Shenzhen | barometerbali – PT. Amanaid Indonesia resmi menjalin kerja sama strategis dengan 301 Shenzhen Bio Technology China dalam pengembangan teknologi pengolahan sampah organik dan food waste. Kesepakatan Kerja Sama (PKS) ini ditandatangani di Shenzhen, Provinsi Guangdong, oleh A.A. Ngurah Panji Astika selaku Founder PT. Amanaid, dan Mr. Lou, Founder 301 Shenzhen, serta disaksikan oleh Gordon Tse, Board of Director 301 Shenzhen, Senin (3/3/2025).

Turut menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) ini, Ibu Gustina Hutapea sebagai saksi dari pihak indonesia dan Gordon Tse dari pihak China. Acara juga dihadiri oleh Ibu A A Sagung Mas Dewi, selaku Komisaris PT. Amanaid Indonesia.

“Sebagai perusahaan yang telah 25 tahun bergerak di bidang Sustainability Engineering, PT. Amanaid dikenal luas dalam penerapan teknologi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Indonesia,” ungkap Turah Panji, panggilan akrabnya.

Produk-produk PT Amanaid telah terdaftar di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kesehatan, serta masuk dalam E-Catalog pemerintah Indonesia.

“Dengan pengalaman menangani hampir 1.000 sistem IPAL untuk proyek pemerintah dan swasta, PT. Amanaid kini menjadi satu-satunya perusahaan di luar China yang dipercaya untuk mengembangkan pasar Mesin Pengolahan Sampah Organik 301 di Indonesia,” terangnya.

Turah Panji menuturkan dengan rekam jejak yang telah terbukti, PT. Amanaid optimistis bahwa teknologi ini bisa menjadi solusi utama dalam mengatasi permasalahan sampah di Bali dan Indonesia.

“Kehadiran mesin 301 diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengelola sampah lebih efisien, mengurangi dampak lingkungan, serta meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya pengolahan limbah yang berkelanjutan,” paparnya.

Founder 301 Shenzhen, Mr Lou menjelaskan teknologi 301 Shenzhen telah dikembangkan selama hampir 20 tahun dan kini telah digunakan di lebih dari 300 titik di China dan Hong Kong, dengan kapasitas mulai dari 150 kg hingga 300 ton sampah per hari.

Kerja sama ini menjadi langkah besar bagi Indonesia dalam menerapkan teknologi hijau berstandar internasional, sekaligus memperkuat posisi PT. Amanaid sebagai pionir dalam industri pengolahan limbah di tanah air.

“Keunggulan utama mesin ini adalah mengubah sampah organik menjadi kompos dalam waktu hanya 4 jam, fully automatic, minim perawatan teknis. Selain itu ramah lingkungan tanpa emisi gas, limbah cair, dan bau, dan dapat dipasang dekat area pemukiman tanpa mengganggu lingkungan,” tandas Mr Lou.